Bupati Tubaba Membuka Fistival Tiyuh – Tiyuh Secara Dering.
Tubaba–Suryabangkit com–Bupati Umar Hamad Membukan Festival Tiyuh-tiyuh Secara Dering,Mempertimbangkan situasi pandemi, terutama semakin meningkatnya kasus penderita covid-19 di seluruh Indonesia, Festival Tiyuh-tiyuh yang semula digelar secara langsung (luring) dan dipusatkan di kawasan Ulluan Nughik, Panaragan, disesuaikan ke dalam platform digital (daring), sungguh pun bazar kuliner, pameran seni kriya, pameran fotografi masih digelar secara langsung di venue-venue pameran di kawasan Ulluan Nughik, namun kuantitas dan durasi pamerannya dikurangi, dari semula setiap akhir pekan pekan (Sabtu dan Minggu) menjadi hanya setiap hari minggu jam 10:00-17:00 WIB.
Sementara schreening film karya warga Tubaba ( Tulang bawang Barat) hanya diperuntukan untuk undangan khusus dan secara luas dipertontonkan secara daring. Seluruh seni pertunjukan disiarkan melalui metode tapping (pengambilan gambar terlebih dahulu), panitia telah membentuk tim khusus untuk melakukan syuting di tiyuh-tiyuh penampil. Upacara pembukaan (opening ceremony) Sabtu (03/07/2021).
Bupati Umar Hamad Menyampaikan Fistival Tiyuh-tiyuh merupakan program Pemerintah Daerah Tubaba melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Tubaba. Tema festival ini meminjam yang kearifan lokal Lampung “Sakai Sambayan” yang difahami sebagai gotong royong, saling tolong menolong, bahu membahu, dan saling memberi pada apa yang diperlukan orang lain.
Dari tema tersebut secara kongkret dapat terwujud dalam proses kerja festival Tiyuh-tiyuh Tubaba 2021, lebih jauh proses kerja festival ini sebagai upaya untuk mewujudkan visi kebudayaan Tubaba “Pulang ke masa depan”, sebuah visi yang memiliki pengertian: memperbaiki kualitas dalam semua aspek kehidupan.
Secara bergiliran setiap hari Minggu (4 Juli ) para peserta festival adalah; edisi pertama merupakan tyuh-tiyuh tuho (desa-desa tua): Pagardewa (sekaligus mewakili kecamatan Pagardewa), Gunung Terang (sekaligus mewakili kecamatan Gunung Terang), Panaragan, Karta, Gunung Katun, Penumangan, Menggala Mas, Bandar Dewa dan Gedung Ratu. Pada edisi kedua (11 Juli) diikuti oleh peserta tiyuh-tiyuh dari kecamatan Tulang Bawang Udik (TBU) dan tiyuh-tiyuh dari kecamatan Tumijajar. Pada edisi ketiga ( 18 Juli) diikuti peserta tiyuh-tiyuh dari Kecamatan Gunung Agung, Batu Putih dan Way Kenanga. Pada edisi terakhir (25 Juli) diikuti peserta tiyuh-tiyuh dari kecamatan Lambukibang dan Tulang Bawang Tengah. Jadwal lebih detail secara bekala bisa dilihat di akun instagram panitia: tubaba-ftt2021.
Tiyuh dalam pemahaman masyarakat Tubaba adalah pembagian wilayah administratif setara dengan desa. Subjek festival ini adalah masyarakat tiyuh. Oleh sebab itulah Disporapar, telah berkoordinasi dengan kepala-kepala tiyuh dan camat se-Tubaba. Sebelum festival, panitia juga telah menggelar sejumlah workshop secara maraton yang melibatkan warga tiyuh.
Workshop-workshop tersebut adalah: workshop produksi ide (workshop menulis), workshop pembuatan film, workshop fotografi tiyuh, workshop drapping kain, workshop menyulam. Workshop tersebut diharapkan menghasilkan dampak positif bagi sejumlah karya nantinya akan menjadi konten festival.
Ada pun konten festival adalah: pementasan seni pertunjukan, pameran kuliner, pameran seni kriya, pameran pengetahuan tradisional, pameran kain tradisional, pameran fotografi tiyuh, fashion show kain nusantara dan schreening film tiyuh. Sejumlah konten dipilih dengan harapan akan terjadinya aktivitas kreatif yang memiliki dampak ekonomi yang berkelanjutan (sustainable). “Ututurnya (***)